Yang Disebut Sebagai Sisi Demand
Yangdisebut sebagai sisi demand adalah Select one: a. Teknologi Informasi b. Basis data c. Pengolahan data d. Sistem Informasi Correct e. Data The correct answer is: Sistem Informasi Yang disebut sebagai sisi suply adalah Select one: a. Basis data b. Pengolahan data c. Sistem Informasi d. Data e. Teknologi Informasi Correct The correct answer is: Teknologi Informasi
Adakepuasan, berarti kerja "demand" berhasil menguasai pelanggan dan inilah yang disebut dengan "kepuasan, satisfaction" Apapun jenis pekerjaan seseorang dalam satu naungan lembaga & institusi, besaran "task and function" hanya dibagi kepada dua bagian yang terhubung satu sama lain, yakni demand and supply. Demand bermakna segala usaha dan ikhtiar lembaga pemberi pelayanan mengenalkan produk/program terbaik untuk diterima, dibeli dan digunakan sebagai bagian dari pilihan.
Splekulasimerupakan kegiatan yang mampu mempengaruhi permintaan dan penawaran valutan asing. Semakin tinggi aktivitas spekulasi yang dilakukan, maka semakin tinggi pula permintaan dan penawaran valuta asing. Ketika permintaan valuta asing tinggi, maka mata uang domestic cenderung terdeprisiasi melemah.
Islamsebagai agama samawi yang paling mutakhir adalah agama yang dijamin oleh Allah kesempurnaannya, seperti ditegaskan Allah dalam surat Al-Maidah (5):3. Di sisi lain, Allah SWT juga telah menjamin kelengkapan isi Al-Qur`an sebagai petunjuk bagi umat manusia yang beriman dalam menjalankan perannya sebagai khalifah Allah di muka bumi.
Yangdisebut sebagai sisi demand adalah Select one: a. Teknologi Informasi b. Basis data c. Pengolahan data d. Sistem Informasi e. Data
Meminjamungkapan Jean Baptise Say yang kesohor Supply Creates Its Own Demand, yakni stimulus dari sisi supply akan memberikan efek pengganda bagi perekonomian, maka tekanan pada sisi supply ini juga bisa menghadirkan fenomena yang disebut Keynesian Supply Shocks.
Diatas telah disampaikan, bahwa permintaan input dalam pasar faktor produksi bersifat permintaan turunan atau biasa disebut dengan derived demand. Yang mana permintaan input ini bergantung atau dipengaruhi oleh permintaan output nya. Agar semakin jelas, kita kenalan yuk dengan macam-macam pasar input. Macam macam pasar input 1. Pasar input tanah
Pendapatanadalah tambahan kemampuan ekonomis yang diperoleh individu, yang bisa dimanfaatkan untuk konsumsi atau menambah aset. Ketika pendapatan seseorang meningkat, maka konsumsi atas suatu produk cenderung meningkat, demikian juga sebaliknya (dengan catatan: ini terjadi pada barang normal, bukan barang inferior).
CustomerDemand A. Customer Menurut Kotler dan Armstrong ( 2003), konsumen/ pelanggan diartikan sebagai orang- orang yang membeli dan menggunakan produknya atau orang- orang yang berinteraksi dengan perusahaan setelah menghasilkan produk. Konsumen terbagi menjadi 3 yaitu, Konsumen Internal, Konsumen Intermediate, dan Konsumen Eksternal.
PengertianGiro (Demand Deposit) Pengertian simpanan giro atau yang lebih populer disebut rekening giro menurut UU Perbankan No. 10 Tahun 1998, Giro adalah Simpanan yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat dengan menggunakan cek, bilyet giro, saran perintah pembayaran lainnya atau dengan cara pemindahbukuan.
YangDisebut Sebagai Sisi Demand 10 June 2022 Coretan Terbaru 1 Consumers' surplus dan produsers' surplus consumers' surplus dapat diartikan sebagai berikut: Untuk memahami hal diatas, dibuatlah kurva penawaran, yakni grafik yang menghubungkan antara kuantitas dan harga barang yang ditawarkan.
Jikadilihat dari definisinya, daya dukung maupun daya tampung dapat diartikan sebagai kemampuan dari suatu lingkungan dalam menyediakan jasa atau layanan untuk menopang kehidupan manusia. Dengan kata lain, definisi tersebut melihat daya dukung dan daya tampung dari aspek ketersediaan (supply) atau dari sisi ekosistem atau lingkungan hidup.
ITwNX. Bayangkan kalau tidak ada orang yang menginginkan produkmu, pasti tidak akan ada penjualan, kan? Oleh karena itu, demand generation adalah program penting dalam marketing. Secara singkat, demand generation merupakan penciptaan ketertarikan atau permintaan pelanggan terhadap apa yang kamu jual. Tanpa demand generation, sebuah bisnis akan sulit untuk mencapai kesuksesan. Lalu, bagaimana cara mewujudkan demand generation? Jawabannya sudah Glints rangkum dalam artikel ini. Yuk, langsung simak saja penjelasan lengkapnya! Apa Itu Demand Generation? Demand generation adalah bagian dari upaya marketing yang bertujuan untuk meningkatkan ketertarikan pelanggan akan suatu produk. Dengan program ini, perusahaanmu bisa meningkatkan penjualan, mendapat pelanggan baru, memperluas jangkauan pemasaran, membuat brand lebih terkenal, dan bahkan menarik kembali pelanggan yang sudah pernah melakukan pembelian. Menurut HubSpot, demand generation merupakan hal yang mencakup seluruh siklus penjualan dan berfokus terhadap optimasi konversi. Penciptaan demand atau keinginan pelanggan untuk melakukan pembelian perlu dilakukan secara bertahap. Untuk lebih memahami proses demand generation, ini dia skema yang perlu kamu pahami. © Seperti yang ditampilkan dalam gambar tersebut, demand generation juga harus diikuti dengan strategi lead nurturing yang baik. Selain itu, keberhasilannya juga bergantung pada kinerja departemen sales yang harus bekerjasama dengan erat dengan marketing. Melansir New Breed Marketing, demand generation merupakan program yang mencakup setiap tahap dari marketing funnel. Jadi, demand generation dilakukan mulai dari proses mendapatkan traffic hingga konversi dan pembelian terjadi. Tak hanya itu, customer retention untuk jangka panjang juga perlu direncanakan sebagai bagian dari demand generation. Contoh Strategi Demand Generation Dilansir dari WordStream, beberapa contoh strategi demand generation di antaranya adalah sebagai berikut. 1. Berikan sumber daya gratis Entah itu e-book, template, atau tool gratis, konsumen pasti akan dengan senang hati menerimanya. Apalagi, jika berisi edukasi atau informasi yang sesuai dengan kebutuhan mereka. Bagi brand baru, cara ini juga dinilai dapat membantu meningkatkan brand awareness. 2. Kolaborasi dengan brand lain Bentuk kolaborasi yang dilakukan juga dapat berbagai macam, salah satunya adalah penyelenggaraan webinar. Tantangan dari strategi yang satu ini adalah ketika kamu harus menjalin hubungan dengan brand yang lebih besar. Hal tersebut pasti memerlukan waktu yang tak singkat. Kendati demikian, kolaborasi adalah cara yang cukup efektif untuk menjangkau sejumlah audiens baru. 3. Optimalkan strategi konten WordStream menilai bahwa konten merupakan investasi jangka panjang, persis seperti deman generation itu sendiri. Konten merupakan salah satu sarana agar kamu dapat menjalankan kedua strategi di atas, yaitu menyebarkan resources gratis bagi audiens serta menjalin kolaborasi. Mengembangkan strategi konten juga memerlukan konsistensi dan ketekunan yang kuat karena hasil organik pasti akan lebih berkelanjutan dari pada non-organik. 4. Gunakan strategi email marketing Contoh strategi demand generation selanjutnya adalah email marketing. Selama tidak dilakukan secara berlebihan, email marketing tetap menjadi salah satu strategi yang masih diandalkan oleh marketer untuk menjalankan campaign. Ada banyak aspek yang perlu kamu perhatikan, mulai dari copywriting hingga dukungan visual yang digunakan dalam email. 5. Buat sistem lead scoring Demand generation memang tidak berperan untuk menambah leads. Akan tetapi, perusahaan dapat memanfaatkannya untuk memilih mana leads yang paling berkualitas. Urutan skor ini dapat ditentukan oleh beberapa hal, seperti apakah mereka mengunjungi halaman website tertentu, menyelesaikan tahapan tertentu, dan lain sebagainya. Nah, jika tim sales masih kesulitan mengumpulkan leads, sebaiknya perusahaan fokus pada persoalan itu terlebih dahulu sebelum mulai memikirkan lead scoring. Perbedaan Demand Generation dan Lead Generation Demand generation terletak pada funnel paling awal, yaitu tahap brand awareness. Di sisi lain, lead generation berada di tahapan yang cukup akhir, di saat perusahaan sudah harus mengubah prospek menjadi konsumen. Dilansir dari Clearbit, demand generation memang berfokus untuk membangun brand awareness dan menciptakan demand atau permintaan, sesuai dengan namanya. Kemudian, lead generation yang akan melanjutkan perjalanan target audiens yang sudah ada di tahap brand awareness menjadi konsumen potensial. Aspek Penting untuk Demand Generation © Untuk bisa menghasilkan demand, maka ada dasar-dasar yang wajib dipertimbangkan saat menyusun strategi marketing, yaitu brand awareness inbound marketing sales enablement customer retention Nah, masing-masing aspek atau tahap dalam marketing yang harus disertai dengan demand generation penjelasannya adalah sebagai berikut. 1. Brand awareness Brand awareness adalah hal yang harus dikembangkan untuk demand generation. Kalau tidak ada orang yang mengetahui tentang brand-mu, siapa yang akan menginginkan produknya? Sebagai marketer, langkah pertama yang harus dilakukan adalah membangun identitas brand. Jelaskan bagaimana brand-mu berbeda dari kompetitornya. Selain itu, ketahui juga buyer persona yang sesuai dengan identitas yang sudah dibuat tersebut. Pada tahap ini, kamu bisa memanfaatkan berbagai kanal marketing, seperti media sosial dan lain-lain. 2. Inbound marketing Inbound marketing adalah salah satu metode yang tak kalah penting untuk demand generation. Taktik ini penting untuk mendatangkan pengunjung dan menjelaskan solusi yang produkmu tawarkan terhadap masalah yang mereka punya. Ada banyak cara yang bisa dilakukan untuk inbound marketing, seperti SEO blog iklan berbayar gated content email marketing lead generation lead nurturing 3. Sales enablement Sales dan marketing harus bersinergi untuk membuat demand generation tercipta. Tanpa kerja sama antara kedua fungsi bisnis ini, kesuksesan tidak akan tercapai. Nah, metode-metode yang bisa digunakan untuk sales enablement adalah testimonial, case study, FAQ, dan discount calculator. Taktik-taktik tersebut bermanfaat untuk meningkatkan keyakinan calon pelanggan untuk melakukan pembelian. Pasalnya, dengan adanya testimonial dan case study, orang bisa melihat bukti nyata tentang produk maupun jasa yang ditawarkan. Selain itu, FAQ atau frequently asked question yang menjelaskan produkmu lebih jauh bisa memberi informasi lengkap pada pelanggan yang masih bingung atau kurang yakin. Lalu, mereka bisa juga membandingkan produk tersebut dengan kompetitornya. Hal ini bisa didukung lebih jauh dengan diskon yang diberikan sehingga ada nilai kompetitif lebih yang bisa ditawarkan. 4. Customer retention Customer retention adalah bagian dari demand generation yang tak kalah penting dibanding yang lainnya. Kalau tidak menjalin hubungan baik dengan pelanggan termasuk yang sudah melakukan pembelian, demand terhadap produk akan rendah. Pasalnya, penjualan produk tinggi angkanya di pembelian berulang. Selain itu, evangelism marketing juga bisa tercipta dengan hubungan baik tersebut. Selalu berikan informasi-informasi tentang produkmu, khususnya jika ada penawaran baru. Berikan juga pengetahuan yang bermanfaat bagi mereka, misalnya lewat artikel dan sejenisnya. Itulah rangkuman Glints soal demand generation. Karena sifatnya sangat penting, jangan lupa aplikasikan teori ini dalam strategi marketing-mu, ya. Tak hanya demand generation, masih ada banyak aspek marketing lain yang menentukan kesuksesan bisnismu. Kalau ingin tahu apa saja hal-hal tersebut, yuk, intip kelas-kelas online di Glints ExpertClass. Di sana, ada berbagai webinar dengan topik marketing yang bisa kamu ikuti. Langsung saja cek kelas serunya dan beli tiket sebelum kehabisan! What Is Demand Generation? [FAQs] What is Demand Generation? 9 Killer Demand Generation Strategies for New Brands Demand generation vs. lead generation How to enhance your B2B marketing
Teori permintaan merupakan salah satu teori yang digunakan untuk menjelaskan hubungan antara pembeli dengan penjual. Teori permintaan sendiri menjelaskan sifat dari permintaan pembeli pada suatu komoditas barang maupun jasa. Pelajari lebih lanjut mengenai teori permintaan pada pembahasan yang ada di bawah ini mengenai teori permintaan mulai dari pengertian, faktor, dan masih banyak lagi. Simak informasi berikut. Pengertian PermintaanKonsep PermintaanPengertian Teori PermintaanPengaruh Faktor Bukan Harga terhadap PermintaanFaktor Teori PermintaanFaktor Permintaan Menurut Sukirno 1. Pendapatan konsumen2. Jumlah penduduk3. Harga barang yang lain4. Selera konsumen5. Ramalan mengenai masa datang Analisis PermintaanKurva PermintaanHubungan Harga dengan PermintaanPergeseran serta Pergerakan Kurva Permintaan1. Pergerakan Kurva Permintaan2. Pergeseran Kurva Permintaan Dalam ilmu ekonomi secara umum, pengertian permintaan adalah sebuah keinginan seseorang atau yang disebut sebagai konsumen terhadap berbagai barang tertentu yang diperlukan maupun diinginkannya. Permintaan juga dapat didefinisikan sebagai sejumlah produk barang maupun jasa yang merupakan berbagai barang ekonomi yang akan dibeli oleh konsumen dengan harga tertentu yang ada pada suatu waktu maupun periode waktu tertentu dengan jumlah tertentu. Konsep Permintaan Seperti yang sudah dijelaskan di atas, mengenai permintaan yang dapat didefinisikan sebagai keinginan seseorang atau konsumen akan berbagai barang tertentu yang mereka perlukan atau inginkan. Namun, pada praktiknya pengertian permintaan tersebut menunjukkan bahwa adanya permintaan akan sejumlah barang maupun jasa akan diikuti pula dengan kemampuan untuk membeli barang tersebut atau yang dapat disebut dengan purchasing power. Hal tersebut yang menjadi indikasi, bila keinginan atau wants diikuti dengan kekuatan dalam melakukan pembelian atau purchasing power tersebut, maka keinginan yang ada akan berubah menjadi permintaan, yang dapat dirumuskan sebagai berikut. DEMAND= WANTS + PURCHASING POWER Demand atau yang dapat disebut dengan permintaan merupakan sebuah konsep yang mempunyai makna bahwa permintaan berlaku terhadap tiga variabel yang memiliki sifat untuk saling mempengaruhi satu sama lain, yang terdiri dari Product quality atau kualitas dari produk barang maupun jasa. Price atau harga dari barang maupun jasa tersebut. Product benefit atau manfaat dari produk barang maupun jasa yang dapat mempengaruhi konsumen dalam melakukan pembelian. Pada ilmu ekonomi, hukum permintaan sendiri mengungkapkan bahwa adanya pengaruh timbal balik antara barang yang mengalami permintaan dengan harga dari barang tersebut, hal ini berlaku jika faktor lain yang ada tidak mengalami perubahan. Pada konteks ini, hukum permintaan mengungkapkan bahwa bila harga dari sebuah barang maupun jasa naik, sedangkan harga dari barang maupun jasa lainnya tetap sama, maka konsumen akan mengalami kecenderungan untuk melakukan substitusi, yaitu menggantikan barang maupun jasa yang harganya naik dengan barang lain yang relatif lebih murah. Pahami lebih dalam mengenai konsep permintaan serta penawaran melalui buku Ekonomi Mikro Suatu Pengantar yang ada dibawah ini. Pengertian Teori Permintaan Permintaan sendiri didefinisikan sebagai keinginan dari konsumen untuk membeli sebuah barang yang berada di tingkat harga tertentu selama waktu periode tertentu. Pengertian teori permintaan berdasarkan buku Ekonomi Mikro karya Sugiarto dan kawan-kawan pada tahun 2007 digambarkan sebagai hubungan antara jumlah yang diminta dengan harga serta pembentukan pada kurva permintaan. Teori permintaan juga dapat berarti suatu komoditas yang dihasilkan oleh produsen karena dibutuhkan oleh konsumen yang mau dan bersedia untuk membelinya. Konsumen kemudian membeli komoditas tersebut jika memiliki harga yang sesuai. Komoditas yang dikonsumsi juga memiliki ciri khas, yaitu semakin banyaknya komoditas yang ada tersebut dikonsumsi maka kegunaan atau nilai guna dari komoditas yang ada tersebut akan semakin berkurang. Berdasarkan hal tersebut, pembeli akan memiliki ketersediaan untuk membeli lebih banyak komoditas jika harga satuan di pasaran menjadi lebih rendah. Pengaruh Faktor Bukan Harga terhadap Permintaan Pada kenyataan yang ada, walaupun yang menjadi faktor penentu paling besar dari permintaan sebuah barang adalah harga, terdapat pula banyaknya permintaan yang terjadi akibat faktor lain diluar harga tersebut. Oleh sebab itu, untuk lebih memahami teori permintaan, Grameds juga perlu memahami berbagai faktor penting diluar harga yang dapat mempengaruhi permintaan. Faktor-faktor tersebut terdiri dari Harga barang lain yang terdiri dari barang pengganti, barang pelengkap, serta barang netral. Pendapatan para pembeli yang terdiri dari barang inferior, barang esensial, barang normal, serta barang mewah. Berbagai faktor pengaruh lainnya yang terdiri dari distribusi pendapatan, cita rasa masyarakat, jumlah penduduk, serta harapan tentang masa depan. Faktor Teori Permintaan Pada teori permintaan, terdapat pula beberapa faktor pengaruh di dalamnya, yang terdiri dari Pertama, harga komoditas yang ada tersebut. Kedua, harga komoditas lain yang memiliki kaitan erat dengan komoditas yang diinginkan. Ketiga, pendapatan dari rumah tangga serta pendapatan rata-rata dari masyarakat. Keempat, corak distribusi pendapatan yang ada di dalam masyarakat. Kelima, citarasa dari masyarakat. Keenam, jumlah penduduk yang ada. Ketujuh, ramalan yang berhubungan dengan keadaan di masa mendatang. Faktor Permintaan Menurut Sukirno Menurut Sukirno pada tahun 1994 mengemukakan terdapat berbagai faktor yang mempengaruhi permintaan , yang terdiri sebagai berikut. 1. Pendapatan konsumen Faktor permintaan yang pertama adalah pendapatan konsumen. Dimana seringkali perubahan dalam pendapatan menimbulkan perubahan atas permintaan dari berbagai jenis barang juga. Terdapat dua golongan pada perubahan permintaan yang dapat berlaku apabila pendapatan berubah, terdiri dari barang normal dan barang inferior. Penjelasannya sebagai berikut. Barang normal merupakan barang yang akan mengalami kenaikan pada permintaan dengan adanya kenaikan pendapatan. Pada umumnya, barang yang ada di masyarakat saat ini masuk ke dalam golongan ini. Terdapat dua faktor yang menyebabkan berbagai barang mengalami kenaikan permintaan jika pendapatan konsumen meningkat. Pertama, pertambahan pendapatan yang dialami konsumen juga menambah kemampuannya untuk membeli barang dalam jumlah yang lebih besar. Kedua, dengan adanya peningkatan pendapatan, konsumen dapat menukar konsumsi atas barang yang kurang baik kualitasnya menjadi yang lebih baik. Barang inferior merupakan barang yang permintaannya akan menjadi jika banyak masyarakat memiliki pendapatan rendah. Hal ini dikarenakan, jika pendapatan konsumen bertambah, maka permintaan atas barang inferior akan berkurang. 2. Jumlah penduduk Faktor permintaan yang kedua adalah jumlah penduduk. Yang dimaksud adalah dengan adanya pertambahan pada jumlah penduduk pada umumnya akan diikuti oleh perkembangan pada kesempatan kerja. Oleh sebab itu, akan lebih banyak orang pula yang menerima pendapatan, hal tersebut yang menambah daya beli dari masyarakat. Dengan adanya penambahan tersebut juga menunjukkan bertambahnya jumlah permintaan yang ada. 3. Harga barang yang lain Faktor permintaan yang ketiga adalah harga barang lain. Dimana dengan kaitannya dengan jenis barang, faktor ini menjadi tiga golongan barang, yang terdiri sebagai berikut. Barang substitusi atau pengganti yang merupakan barang yang digunakan untuk menggantikan barang lain jika dapat menggantikan fungsinya. Harga barang pengganti menjadi faktor pengaruh dari permintaan barang yang bisa digantinya. Dengan harga barang pengganti yang semakin murah, maka barang yang fungsinya digantikan tersebut akan mengalami penurunan permintaan/ Barang komplementer atau pelengkap merupakan barang yang dapat dikonsumsi secara bersama maupun berpasangan. Kenaikan maupun penurunan dari permintaan barang komplementer ini selalu berhubungan dengan barang yang melengkapinya tersebut. Dimana, jika permintaan barang yang melengkapinya tersebut naik permintaan, maka barang pelengkap juga akan mengalami kenaikan permintaan. Barang netral atau barang yang tidak memiliki kaitan merupakan barang yang tidak mempunyai kaitan yang rapat dengan barang lain. Oleh sebab itu, perubahan permintaan dari salah satu barang tidak bisa mempengaruhi permintaan barang lainnya. 4. Selera konsumen Faktor permintaan yang keempat adalah selera konsumen. Dimana, dengan semakin tingginya selera konsumen mengenai sebuah barang, semakin tinggi pula permintaan dari barang tersebut. Selera konsumen ini juga dapat dinyatakan ke dalam indeks preferensi konsumen. Indeks tersebut dapat diperbaharui setiap saat berdasarkan survei tingkah laku konsumen terhadap sebuah barang yang bersangkutan tersebut. 5. Ramalan mengenai masa datang Faktor permintaan yang kelima adalah ramalan mengenai masa depan. Dimana dengan adanya beragam perubahan yang diramalkan mengenai masa depan dapat mempengaruhi permintaan atas sebuah barang. Seperti halnya, ramalan konsumen mengenai kenaikan harga sebuah barang di masa mendatang dapat mendorong konsumen untuk membeli barang tersebut lebih banyak di masa sekarang. Hal tersebut dilakukan dengan maksud untuk menghemat di masa mendatang. Hal ini juga berhubungan erat dengan berbagai prinsip yang ada di dalam ilmu ekonomi. Penjelasan mengenai prinsip ekonomi sendiri dapat Grameds temukan pada buku Prinsip-Prinsip Ekonomi Principles Of Economic dibawah ini. Analisis Permintaan Pada Modul Ekonomi Mikro Pasar tahun 2017, Posma Sariguna JK menjelaskan mengenai analisis permintaan yang menurutnya terdapat perbedaan pengertian antara permintaan dengan jumlah komoditas yang diminta, sebagai berikut. Pertama, permintaan didefinisikan sebagai jumlah barang maupun jasa yang ingin dibeli oleh konsumen yang berada pada tingkat harga tertentu selama periode waktu tertentu. Kedua, jumlah yang diminta didefinisikan sebagai jumlah barang maupun jasa yang ingin dibeli oleh konsumen yang berada pada tingkat harga tertentu. Jumlah ini sendiri mungkin tidak persis sama dengan jumlah yang pada akhirnya dibeli oleh konsumen. Kurva Permintaan Jumlah yang diminta atau Qd terdiri dari Jumlah barang atau jasa yang konsumen ingin beli yang berada di tingkat harga tertentu. Jumlah barang atau jasa yang dibeli sendiri belum tentu sama dengan jumlah yang dibeli sebenarnya, terutama jika jumlah yang ada di pasar tidak dapat mencukupi. Jumlah barang atau jasa yang dibeli berada pada batas jangkauan dari daya beli konsumen. Jumlah barang atau jasa yang dibeli memiliki hubungan dengan dimensi waktu baik per hari, per minggu, maupun er tahun. Permintaan atau D terdiri dari Jumlah barang atau jasa yang konsumen ingin beli yang berada pada tingkat harga tertentu selama periode waktu yang ditentukan. Merupakan kumpulan yang ada dari tingkat jumlah yang diminta atau Qd yang pada akhirnya membentuk sebuah kurva permintaan. Definisi dari kurva permintaan sendiri adalah grafik yang menjadi gambaran hubungan yang ada antara harga sebuah barang dengan jumlah permintaan dari barang tersebut. Jumlah permintaan yang ada di pasar juga didefinisikan sebagai total semua barang permintaan yang berada di berbagai tingkat harga. Hal tersebut yang membuat kurva permintaan dapat diperoleh dengan adanya penggabungan dengan kurva permintaan individu. Kurva permintaan yang ada dibuat berdasarkan data nyata yang ada di tengah masyarakat mengenai jumlah permintaan sebuah barang di berbagai tingkat harga, yang pada umumnya disajikan melalui daftar permintaan dalam bentuk tabel. Hubungan Harga dengan Permintaan Pada dasarnya, hukum permintaan memiliki definisi sebagai sebuah pernyataan yang mengungkapkan bahwa semakin rendah harga dari sebuah barang atau jasa maka akan semakin tinggi permintaan atas barang atau jasa tersebut. Begitu pula sebaliknya, dimana dengan semakin tingginya harga dari sebuah barang, maka permintaan atas barang tersebut akan semakin menurun. Namun, mengapa hal tersebut dapat terjadi? Dengan adanya kenaikan harga dapat menyebabkan para konsumen mencari barang lain yang serupa atau sejenis dan dapat digunakan menjadi barang pengganti dari barang yang mengalami kenaikan tersebut. Begitu pula sebaliknya, dimana bila harga dari sebuah barang menurun maka konsumen akan mengurangi pembelian dari barang yang serupa atau sejenis tersebut dan menambah atau mengganti pembeliannya dengan barang yang mengalami penurunan harga tersebut. Dengan adanya kenaikan harga pada sebuah barang juga dapat menyebabkan pendapatan riil berkurang maupun merosot. Dengan merosotnya pendapatan tersebut akan memaksa konsumen untuk mengurangi pembelian dari sebuah barang, dan yang paling utama barang yang mengalami kenaikan harga tersebut. Pembahasan mengenai perilaku konsumen, permintaan serta penawaran barang, dan masih banyak lagi dapat kamu temukan di buku Pengantar Ekonomi Mikro yang ada dibawah ini. Pergeseran serta Pergerakan Kurva Permintaan 1. Pergerakan Kurva Permintaan Pergerakan yang terjadi di sepanjang kurva permintaan atau movement along the curve, sebagai berikut. Pertama, disebabkan karena perubahan dari harga barang atau jasa barang tersebut sendiri, ceteris paribus. Contohnya adalah penurunan harga beras, ceteris paribus, yang dapat menyebabkan kenaikan permintaan dari jumlah beras yang ada. Perubahan tingkat harga dari barang tersebut sendiri dapat menyebabkan perubahan pada jumlah barang yang diminta atau Qd. 2. Pergeseran Kurva Permintaan Walaupun yang menjadi faktor utama terjadinya permintaan adalah harga, terdapat pula banyak permintaan terhadap sebuah barang yang ditentukan oleh berbagai faktor lain. Dengan adanya alasan tersebut, Grameds juga harus memahami berbagai faktor lainnya yang dapat menggeser kurva permintaan. Pergeseran yang terjadi pada kurva permintaan atau shifting the curve, sebagai berikut. Pertama, disebabkan oleh berbagai faktor lain diluar harga barang maupun jasa tersebut sendiri, seperti halnya pendapatan, harga barang atau jasa lain, selera konsumen, dan masih banyak lagi. Contohnya yang dapat kita lihat adalah pada peningkatan pendapatan rata-rata rumah tangga, ceteris paribus, dimana hal tersebut akan menggeser kurva permintaan ke arah kanan secara sejajar dimana dapat meningkatkan jumlah besar yang diminta di setiap tingkat harga beras. Perubahan pada faktor lain diluar harga barang atau jasa tersebut dapat menyebabkan perubahan permintaan atau D. Setiap perubahan yang membuat bertambahnya jumlah barang atau jasa yang ingin dibeli oleh konsumen pada berbagai tingkat harga dapat menggeser kurva permintaan yang ada ke arah kanan. Sedangkan, setiap perubahan yang membuat berkurangnya jumlah barang atau jasa yang ingin dibeli oleh konsumen pada berbagai tingkat harga dapat menggeser kurva permintaan yang ada ke arah kiri. Segala hal yang terdiri yang dapat mengakibatkan jumlah permintaan meningkat pada berbagai tingkat harga, maka kurva permintaan yang ada akan bergeser. Contoh salah satu kasusnya adalah sebuah organisasi kesehatan internasional yang mengemukakan sebuah fakta bahwa seseorang yang makan es krim secara rutin dapat hidup lebih sehat serta berumur lebih panjang. Dengan adanya penemuan tersebut, akan berdampak pada permintaan es krim yang meningkat di berbagai tingkat harga, dengan adanya pembeli yang ingin membeli dalam jumlah yang lebih besar maka kurva permintaan dari produk es krim ini akan bergeser. Setiap adanya perubahan yang terjadi pada jumlah permintaan yang meningkat akan suatu barang yang terjadi di berbagai tingkat harga, seperti halnya contoh kasus tadi mengenai manfaat es krim dari organisasi internasional, dapat menggeser kurva permintaan ke kanan yang dalam hal ini menggambarkan permintaan yang meningkat. Sebaliknya, jika perubahan yang dapat berpengaruh terhadap berkurangnya permintaan sebuah barang yang ada di berbagai tingkatan harga maka akan menggeser kurva permintaan ke kiri yang dalam hal ini menggambarkan permintaan yang menurun. Baca Juga Organisasi Internasional Pengertian Somasi Contoh Neraca Lajur Contoh Rekonsiliasi Bank Prinsip Ekonomi Pengertian Kelangkaan Pengertian Ekonomi Makro Ekonomi Mikro Resesi Ekonomi Globalisasi Ekonomi Ekonomi Kerakyatan Pelaku Ekonomi Masalah Ekonomi di Indonesia Ilmu Ekonomi Macam Sistem Ekonomi Ekonomi Kerakyatan ePerpus adalah layanan perpustakaan digital masa kini yang mengusung konsep B2B. Kami hadir untuk memudahkan dalam mengelola perpustakaan digital Anda. Klien B2B Perpustakaan digital kami meliputi sekolah, universitas, korporat, sampai tempat ibadah." Custom log Akses ke ribuan buku dari penerbit berkualitas Kemudahan dalam mengakses dan mengontrol perpustakaan Anda Tersedia dalam platform Android dan IOS Tersedia fitur admin dashboard untuk melihat laporan analisis Laporan statistik lengkap Aplikasi aman, praktis, dan efisien
Artikel ini menyajikan manajemen sisi demand permintaan atau dikenal dengan Demand Side Management DSM untuk konsumsi listrik di kondisi sistem catu daya otonom dengan beberapa sumber pembangkitan – sumber energi fosil atau konvensional dan sumber energi baru terbarukan. Makalah ini menyajikan analisa dan pengaplikasian DSM pada sektor rumah tangga dengan mengklasifikasikan peralatan elektronik rumah tangga tersebut. Klasifikasi ini terbagi menjadi perangkat dengan prioritas tinggi, yang sering disebut sebagai beban non-shiftable. Penggunaan aplikasi yang umum digunakan adalah CMS Central Management System, yang berperan dalam pengaturan penggunaan peralatan elektronik rumah tangga. Kemudian disimulasikan pengaplikasian DSM ini dalam sebuah sistem kelistrikan isolated dan hanya terdiri dari PLTD dan ditambah masuknya PLTS sumber energi baru terbarukan ke dalam sistem. Kemudian dari penetrasi PLTS dan penerapan DSM dengan pola load shifting, maka akan didapat dampak atau efek secara keekonomian yang signifikan, yaitu dengan diperolehnya efisiensi dalam biaya pokok produksi listrik dan juga berdampak positif terhadap lingkungan. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free TUGAS PAPER UAS PENGAPLIKASIAN ENERGY DEMAND SIDE MANAGEMENT DALAM SISTEM KELISTRIKAN ISOLATED DENGAN MASUKNYA PEMBANGKIT ENERGI BARU TERBARUKAN Disusun oleh KELOMPOK 3 Muhammad Yasim Akbar 20210009 M. Taufiq Matutu 202010020 Fadli Alim 202010031 Daniel Rio Armanda 202010033 Imsakyna Ramadhani 202010037 Yasin Ardaisi 202010049 PROGRAM STUDI S2 TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK IT PLN 2021 1 KATA PENGANTAR Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan hidayahnya, kami dapat menyelesaikan tugas UAS untuk mata kuliah KONSEP DAN EFISIENSI ENERGI BARU TERBARUKAN. Makalah in i berjudul PENGAPLIKASIAN ENERGY DEMAND SIDE MANAGEMENT DALAM SISTEM KELISTRIKAN ISOLATED DENGAN MASUKNYA PEMBANGKIT ENERGI BARU TERBARUKAN, menyajikan manajemen sisi permintaan untuk konsumsi listrik di kondisi sistem catu daya otonom dengan beberapa sumber pembangkitan – sumber energi tradisional dan terbarukan. selain ituMakalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas yang diberikan sebagai bahan Penilaian Ujian Akhir Semester pada Semester 2 program studi Magister Teknik Elektro Institut Teknologi PLN. Dalam Penyusunan makalah ini, tidak lupa kami mengucapkan banyak terimakasih kepada pihak yang te lah membantu khususnya da ri rekan-rekan sekelompok kami sehingga makalah ini dapat diselesaikan dengan baik. Semoga makalahini, dapat bermanfaat dan menjadi sumber pengetahuan bagi pembaca, akhir kata dengan kerendahan hati, kritik dansaran sangat kami harapkan demi penyempurnaanmakalah ini. Sekian dan terimakasih. Jakarta, Juli 2021 Penyusun 2 DAFTAR ISI KataPengantar………………………………………………………………………………………………………1 Daftar Isi……………………………………………………………………………………………………………… 2 Abstrak…………………………………………………………………………………………………………………3 Bab I Pendahuluan Latar Belakang………………………………………………………………………………………..... 4 Maksud dan Tujuan…………………………………………………………………………………...4 Batasan Masalah……………………………………………………………………………………… 5 Bab II Studi Pustaka Gambaran Umum………………………………………………………………………………………6 Demand Side Management……………………………………………………………………….. 7 Ragam Pola DSM ……………………………………………………………………………………… 8 Smart Grid………………………………...………………………………………………………………11 Kontribusi Penelitian………………………………………………………………………………………………. 15 Regulasi DSM………………………………………………………………………………………… 16 …………………………………………………………………………………………………………………………………………… Analisis Teknis………………………………………………………………………………………… 25 Analisis Ekonomi……………………………………………………………………………………… 26 Analisis Lingkungan………………………………………………………………………………… 28 Bab V Kesimpulan dan Saran Kesimpulan……………………………………………………………………………………………….29 Saran ………………………………………………………………………………………………………. 29 Daftar Pustaka………………………………………………………………………………………………………30 3 ABSTRAK Artikel ini menyajikan manajemen sisi demand permintaan atau dikenal dengan Demand Side Management DSM untuk konsumsi listrik di kondisi sistem catu daya otonom dengan beberapa sumber pembangkitan – sumber energi fosil atau konvensional dan sumber energi baru terbarukan. Makalah ini menyajikan analisa dan pengaplikasian DSM pada sektor rumah tangga dengan mengklasifikasikan peralatan elektronik rumah tangga tersebut. Klasifikasi ini terbagi menjadi perangkat dengan prioritas tinggi, yang sering disebut sebagai beban non-shiftable. Penggunaan aplikasi yang umum digunakan adalah CMS Central Management System, yang berperan dalam pengaturan penggunaan peralatan elektronik rumah tangga. Kemudian disimulasikan pengaplikasian DSM ini dalam sebuah sistem kelistrikan isolated dan hanya terdiri dari PLTD dan ditambah masuknya PLTS sumber energi baru terbarukan ke dalam sistem. Kemudian dari penetrasi PLTS dan penerapan DSM dengan pola load shifting, maka akan didapat dampak atau efek secara keekonomian yang signifikan, yaitu dengan diperolehnya efisiensi dalam biaya pokok produksi listrik dan juga berdampak positif terhadap lingkungan. Keyword Demand Side Management, Load Shifting, PLTS 4 BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Dalam rangka memenuhi tugas penulisan makalah untuk mata kuliah MTE 3204 – KONSEP DAN EFISIENSI EBT program studi magister teknik elektro S2 IT-PLN, kami sepakat untuk mengambil topik tentang Efisiensi dan dipilih tema makalah mengenai Demand Side management DSM. Semula, terkumpul 5 makalah terkait DSM, namun setelah dievaluasi dan dipelajari lebih mendalam, maka kami mengambil satu makalah dengan judul “Energy demand side management in stand alone power supply system with renewable energy sources” disusun oleh tim penulis Lavrik dan dipublikasikan dalam IPDME 2020, Journal of Physics Conference Series, IOP Publishing. Dari makalah tersebut, kami mencoba menerjemahkan judulnya menjadi “Pengaplikasian Energy Demand Side Management dalam Sistem Kelistrikan Isolated dengan Masuknya Pembangkit Energi Baru Terbarukan”. Dengan berlatar belakang kondisi kelistrikan di Eropa pada umumnya dan khususnya di negara Rusia yang banyak terdesentralisasi, makalah ini kami nilai dapat diadaptasi dengan kondisi aktual di Indonesia. Dalam penulisan makalah ini, dilakukan simulasi penerapan DSM dengan penerapan pola load shifting pada sektor rumah tangga dengan melakukan pendataan berbagai macam tipe maupun jenis peralatan elektronik yang menggunakan daya listrik yang kemudian dibagi-bagi atau dikategorikan berdasarkan kebutuhan daya dan durasi pemakaian. Pada makalah aslinya, banyak peralatan rumah tangga yang kurang lazim digunakan di Indonesia, sehingga kami melakukan sedikit perubahan dan menyesuaikan dengan penggunaan peralatan elektronik rumah tangga di Indonesia. Maksud dan Tujuan Penulisan makalah ini bertujuan agar dapat menganalisa dan mengevaluasi penggunaan peralatan elektronik rumah tangga di Indonesia, sehingga didapat pola 5 operasi yang tepat apabila pemakaian pembangkit listrik yang semula menggunakan energi fosil misalnya PLTD digantikan dengan pembangkit jenis energi baru terbarukan EBT seperti contohnya PLTS, yang dalam makalah aslinya penggunaan PLTS dengan kapasitas 200 kW masuk ke dalam sistem kelistrikan. Sistem kelistrikan yang dimaksud bukanlah sistem yang besar dan kompleks, namun hanya disimulasikan sistem kelistrikan yang isolated dan belum terinterkoneksi dengan sistem besar. Dengan masuknya PLTS 200 kW tersebut, maka diharapkan penggunaan PLTD akan dapat dikurangi dan menghemat penggunaan bahan bakar minyak. PLTS dengan sifatnya yang intermitten dan hanya optimal beroperasi pada siang hari, disimulasikan menerapkan pola load shifting dan memikul beban puncak pada saat siang hari. Dengan pola operasi tersebut, diharapkan didapat efisiensi yang maksimum dan penyesuaian tariff untuk sektor rumah tangga, walaupun saat ini di Indonesia pengenaan tarif dasar listrik masih bersifat seragam dan tidak dibeda-bedakan berasarkan waktu dan kebutuhan beban, namun kami meyakini bahwa dengan adanya simulasi ini, akan didapat efisiensi yang optimal dalam pengelolaan operasi sistem tenaga listrik di Indonesia. Batasan Masalah Penulisan makalah ini dibatasi pada lingkup penerapan Demand Side Management DSM dengan pola load shifting pada suatu sistem kelistrikan isolated yang hanya terdiri dari PLTD Pusat Listrik Tenaga Diesel dan PLTS Pusat Listrik Tenaga Surya, yang kemudian pola operasi tersebut disimulasikan terhadap penggunaan peralatan elektronik rumah tangga atau hanya berfokus pada sektor rumah tangga. Kemudian dari simulasi tersebut diharapkan agar didapat nilai efisiensi terhadap kondisi kelistrikan pada sistem tersebut yang berkaitan pula dengan tarif daya listrik. Walaupun untuk tarif ini memang kurang relevan dengan kondisi di Indonesia, namun kami tetap mencoba untuk menganalisa dan mengevaluasi tarif tersebut agar di kemudian hari dapat bermanfaat dan mungkin dapat diaplikasikan pada kondisi kelistrikan di Indonesia. 6 BAB II LANDASAN TEORI Gambaran umum Saat ini, sumber energi terbarukan banyak digunakan dalam sistem catu daya terdesentralisasi. Penggunaan energi terbarukan memungkinkan dalam memecahkan banyak masalah, untuk mengurangi biaya listrik yang dihasilkan oleh pembangkit listrik tenaga diesel, meningkatkan keandalan pasokan listrik, mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan. Pada saat yang sama, integrasi energi terbarukan memiliki kekurangan, yang utama yaitu ketidakstabilan pembangkitan dan sulitnya mengumpulkan listrik yang dihasilkan. Untuk meningkatkan faktor pemanfaatan kapasitas terpasang, mengurangi daya listrik yang terbuang pada beban tinggi, dan meningkatkan integrasi sumber energi terbarukan ke dalam catu daya sistem, ada beberapa teknologi yang dapat diterapkan, salah satunya adalah Demand Side Management DSM. Regulasi permintaan melibatkan insentif ekonomi bagi pengguna untuk mengubah jadwal pembebanan pelanggan tergantung pada situasi dalam sistem catu daya. Sehubungan dengan kompleksitas listrik otonom dengan sumber energi terbarukan, situasi ini ditandai dengan pembangkitan sumber energi terbarukan, serta arus tingkat konsumsi energi. Ada berbagai cara untuk mengimplementasikan sistem DSM. Cara paling umum di mana peralatan listrik terhubung melalui jaringan lokal ke pengontrol konsumsi daya yang dipasang di rumah. Pada gilirannya, terhubung ke pengontrol beban pusat yang melayani banyak objek. Seiring dengan metode lain yang mengecualikan, khususnya saluran komunikasi, dan berdasarkan prinsip penentuan apakah perangkat dapat dihidupkan oleh pengontrol yang memantau frekuensi saluran. Masalah penting lainnya juga adalah pengklasifikasian perangkat dan metode interaksi pengguna dengan sistem pengaturan. Masalah-masalah ini dipertimbangkan. Sebagai contoh, Sebuah klasifikasi dari peralatan listrik diperlukan, di mana beban prioritas tinggi misalnya, kompor listrik mengacu pada beban yang tidak bergeser. Pada saat yang sama, potensi Demand Side Management 7 dalam sistem otonom, yang beroperasi, sebagai suatu peraturan, dengan biaya bahan bakar operasional yang signifikan, harus diungkapkan di seluruh yang tersedia volume. Dalam studi, beban prioritas tinggi, termasuk peralatan dapur, diklasifikasikan sebagai bergeser beban, meskipun kurangnya deskripsi dari algoritma interaksi pengguna-DSM. Dengan demikian, dalam hal ini kerja, klasifikasi dan skema interaksi antara DSM dan pengguna diusulkan, yang menyediakan pengiriman pemberitahuan operasional oleh yang terakhir untuk perangkat dari kategori yang dipilih. Demand Side Management DSM Manajemen permintaan energi, juga dikenal sebagai manajemen sisi permintaan DSM atau respons sisi permintaan DSR, adalah modifikasi permintaan konsumen akan energi melalui berbagai metode seperti insentif keuangan dan perubahan perilaku melalui pendidikan. Biasanya, tujuan dari manajemen sisi permintaan adalah untuk mendorong konsumen menggunakan lebih sedikit energi selama jam sibuk , atau untuk memindahkan waktu penggunaan energi ke waktu tidak sibuk seperti malam hari dan akhir pekan. Manajemen permintaan puncak tidak serta merta mengurangi konsumsi energi total , tetapi diharapkan dapat mengurangi kebutuhan investasi jaringan dan/atau pembangkit listrik untuk memenuhi permintaan puncak. Contohnya adalah penggunaan unit penyimpanan energi untuk menyimpan energi selama jam tidak sibuk dan mengeluarkannya selama jam sibuk. Aplikasi yang lebih baru untuk DSM adalah untuk membantu operator jaringan dalam menyeimbangkan pembangkitan intermiten dari unit angin dan matahari, terutama ketika waktu dan besarnya permintaan energi tidak sesuai dengan pembangkit yang terbarukan. Generator yang disambungkan selama periode permintaan puncak seringkali merupakan unit bahan bakar fosil. Meminimalkan penggunaannya mengurangi emisi karbon dioksida dan polutan lainnya. Istilah DSM diciptakan setelah masa krisis energi 1973 dan krisis energi 1979. Pemerintah banyak negara mengamanatkan kinerja berbagai program untuk manajemen permintaan. Contoh awal adalah Undang - Undang Kebijakan Konservasi Energi Nasional tahun 1978 di AS , yang didahului oleh tindakan serupa di California dan Wisconsin . Manajemen sisi permintaan diperkenalkan secara publik oleh 8 Electric Power Research Institute EPRI pada 1980-an. Saat ini, teknologi DSM menjadi semakin layak karena integrasi teknologi informasi dan komunikasidan sistem tenaga, istilah baru seperti integrated demand-side management IDSM, atau smart grid. Kegiatan Energi Demand Managemen berusaha untuk menjadikan permintaan dan pasokan listrik lebih dekat ke keadaan yang dirasakan optimal, dan membantu memberikan manfaat bagi pengguna akhir listrik untuk mengurangi permintaan mereka. Dalam sistem modern, pendekatan terpadu untuk manajemen sisi permintaan menjadi semakin umum. IDSM secara otomatis mengirimkan sinyal ke sistem pengguna akhir untuk melepaskan beban tergantung pada kondisi sistem. Ini memungkinkan untuk sangat tepat penyetelan permintaan untuk memastikan bahwa itu cocok dengan pasokan setiap saat, mengurangi pengeluaran modal untuk utilitas. Kondisi sistem kritis dapat berupa waktu puncak, atau di area dengan tingkat energi terbarukan yang bervariasi, selama saat-saat ketika permintaan harus disesuaikan ke atas untuk menghindari pembangkitan yang berlebihan atau ke bawah untuk membantu perampingan kebutuhan. Secara umum, penyesuaian permintaan dapat terjadi dengan berbagai cara diantaranya melalui respons terhadap sinyal harga, seperti tarif diferensial permanen untuk waktu sore dan siang hari atau hari penggunaan dengan harga tinggi, perilaku perubahan dicapai melalui jaringan area rumah, kontrol otomatis seperti dengan AC yang dikendalikan dari jarak jauh, atau dengan penyesuaian beban permanen dengan peralatan hemat energi. DSM mencakup semua kegiatan berfokus pada efisiensi penggunaan akhir tingkat lanjut dan pemanfaatan listrik yang efektif, termasuk permintaan respon dan efisiensi energi. Ragam Pola DSM Demand Side Resources seperti beban fleksibel, pembangkitan terdistribusi, dan sistem penyimpanan dapat menyediakan berbagai pola layanan ke sistem tenaga dengan memodifikasi pola konsumsi beban. Seperti itu pola layanan dapat mencakup Load Shifting, Valley Filling, Peak Clipping, Dynamic Energy Management, Energy Efficiency Improvement and Strategic Load Growth. Profil beban domestik harian sederhana digunakan untuk menggambarkan fungsi setiap pola layanan, seperti yang ditunjukkan pada Gambar dibawah. 9 Gambar 1. Load Shifting Load Shifting Pergeseran beban adalah perpindahan beban antar waktu dalam sehari dari on-peak ke off-peak atau musim. Pada Gambar 1, beban seperti mesin cuci yang mengkonsumsi 1 kW selama 2 jam dialihkan ke waktu di luar jam sibuk. Gambar 2. Valley Filling Tujuan utama Valley Filling, yaitu untuk meningkatkan permintaan di luar jam sibuk melalui penyimpanan energi, misalnya men-charging baterai kendaraan listrik atau menyimpan panas pada penyimpanan panas listrik. Perbedaan utama antara Valley Filling dan Load Shifting adalah Valley Filling itu memasukkan beban baru ke periode waktu di luar jam sibuk, tetapi Load Shifting hanya menggeser beban sehingga konsumsi energi total tidak berubah seperti yang ditunjukkan pada Gambar 1. Gambar 3. Peak Clipping 10 Peak clipping mengurangi permintaan beban puncak, terutama ketika permintaan mendekati batas termal feeder/transformator, atau batas suplai seluruh sistem. Peak Clipping Gambar 3 terutama dilakukan melalui kontrol beban langsung dari peralatan rumah tangga, misalnya, mengurangi pengaturan termostat pemanas ruangan atau kontrol pemanas air listrik atau unit pendingin udara. Karena pemotongan puncak mengurangi energi yang dikonsumsi oleh beban tertentu pada Gambar 3, energi 2 kWh berkurang, seringkali konsumen harus mengurangi kenyamanan mereka. Gambar 4. Energy Efficiency Improvment Energy Efficiency Improvement dimaksudkan untuk mengurangi penggunaan energi secara keseluruhan. Pendekatan termasuk menawarkan insentif untuk mengadopsi peralatan hemat energi, penerangan, dan penggunaan akhir lainnya, atau strategi yang mendorong penggunaan listrik yang lebih efisien, misalnya, umpan balik data konsumsi dan biaya kepada konsumen, dapat mengarah pada pengurangan konsumsi energi total. Gambar 4 menunjukkan pengurangan permintaan energi ketika sepuluh lampu filamen 60 W beroperasi mulai pukul hingga pukul diganti dengan lampu fluorescent Compact 20 W. Demand Side Management menjelaskan serangkaian strategi yang dapat digunakan dalam persaingan pasar listrik untuk meningkatkan partisipasi pelanggan dalam penyediaan energi mereka. Kapan pelanggan terkena harga pasar, mereka mungkin merespon seperti dijelaskan di atas, misalnya,dengan menggeser beban dari puncak ke periode off-peak, dan/atau dengan mengurangi total atau permintaan puncak melalui kontrol beban, langkah-langkah efisiensi energi atau dengan menginstal pembangkit energi terbarukan. Pelanggan dapat menjual jasa energi baik dalam bentuk pengurangan konsumsi energi atau melalui pembangkit lokal. 11 Smart Grid Konsep Smart Grid menggabungkan sejumlah teknologi, solusi dan alamat pengguna akhir serta sejumlah penggerak kebijakan dan peraturan. SmartGrid adalah jaringan listrik yang secara cerdas dapat mengintegrasikan tindakan semua pengguna terhubung dengannya generator, konsumen, dan mereka yang melakukan keduanya untuk mengirimkan secara efisien pasokan listrik yang berkelanjutan, ekonomis, dan aman. Smart grid menggunakan produk dan layanan inovatif bersama dengan pemantauan cerdas, kontrol, komunikasi, dan teknologi self healing untuk 1. Lebih memudahkan koneksi dan pengoperasian generator dari semua ukuran dan teknologi. 2. Memungkinkan konsumen untuk berperan dalam mengoptimalkan pengoperasian sistem. 3. Memberikan informasi dan pilihan yang lebih besar kepada konsumen tentang bagaimana mereka menggunakan suplai listrik mereka. 4. Secara signifikan mengurangi dampak lingkungan dari keseluruhan sistem pasokan listrik. 5. Mempertahankan atau bahkan meningkatkan tingkat keandalan, kualitas, dan keamanan pasokan sistem yang sudah ada. 6. Mempertahankan dan meningkatkan layanan yang ada secara efisien. Elemen umum untuk sebagian besar definisi adalah penerapan pemrosesan digital dan komunikasi ke jaringan listrik, membuat aliran data dan manajemen informasi menjadi pusat jaringan pintar. Berbagai kemampuan dihasilkan dari penggunaan teknologi digital yang terintegrasi secara mendalam dengan jaringan listrik. Integrasi informasi grid baru adalah salah satu isu utama dalam desain smart grid. Utilitas listrik sekarang dapat dibagi menjadi tiga kelas transformasi peningkatan infrastruktur, penambahan lapisan digital, dan transformasi proses bisnis, yang diperlukan untuk memanfaatkan investasi dalam teknologi pintar. Sebagian besar pekerjaan yang telah dilakukan dalam modernisasi jaringan listrik, terutama otomatisasi gardu induk dan distribusi, kini termasuk dalam konsep umum jaringan pintar. 12 Teknologi Smart Grid Sebagian besar teknologi Smart Grid sudah digunakan dalam aplikasi lain seperti manufaktur dan telekomunikasi dan sedang diadaptasi untuk digunakan dalam operasi grid, teknologi tersebut antara lain a. Komunikasi Terintegrasi Komunikasi terintegrasi akan memungkinkan kontrol real time, pertukaran informasi dan data untuk mengoptimalkan keandalan sistem, pemanfaatan aset, dan keamanan. Area untuk perbaikan meliputi otomatisasi gardu induk, respons permintaan, otomatisasi distribusi, kontrol pengawasan dan akuisisi data SCADA, sistem manajemen energi, jaringan mesh nirkabel dan teknologi lainnya, komunikasi pembawa saluran listrik, dan serat optik. b. Penginderaan dan pengukuran Sensing and Measurement Tugas inti mengevaluasi kepadatan dan stabilitas jaringan, memantau kesehatan peralatan, pencegahan pencurian energi, dan dukungan strategi pengendalian. Teknologi meliputi meter mikroprosesor canggih pengukur pintar dan peralatan pembacaan meter, sistem pemantauan area luas, biasanya berdasarkan pembacaan online oleh penginderaan suhu terdistribusi yang dikombinasikan dengan sistem peringkat termal real time. c. Smart meter. d. Satuan pengukuran fasor Phasor Measurement Unit Banyak komunitas teknik sistem tenaga percaya bahwa pemadaman listrik di Timur Laut tahun 2003 dapat diatasi ke area yang jauh lebih kecil jika jaringan pengukuran fasor area luas telah ada. e. Kontrol aliran daya terdistribusi Perangkat kontrol aliran daya terpasang ke saluran transmisi yang ada untuk mengontrol aliran daya di dalamnya. Jalur transmisi yang diaktifkan dengan perangkat tersebut mendukung penggunaan energi terbarukan yang lebih besar dengan menyediakan kontrol real time yang lebih konsisten atas bagaimana energi tersebut disalurkan dalam jaringan. Teknologi ini memungkinkan jaringan untuk lebih efektif menyimpan energi intermiten dari energi terbarukan untuk digunakan nanti. 13 f. Smart Power Generation. adalah konsep yang menyesuaikan pembangkitan listrik dengan permintaan beban menggunakan beberapa generator identik yang dapat memulai, menghentikan, dan beroperasi secara efisien pada beban yang dipilih, secara independen dari yang lain, menjadikannya cocok untuk pembangkit listrik beban dasar dan puncak. Menyesuaikan pasokan dan permintaan, yang disebut penyeimbangan beban, sangat penting untuk pasokan listrik yang stabil dan andal. Penyimpangan jangka pendek dalam keseimbangan menyebabkan variasi frekuensi dan ketidaksesuaian yang berkepanjangan menyebabkan pemadaman. Operator sistem transmisi daya dibebankan dengan tugas penyeimbangan, Menyesuaikan output daya semua generator dengan beban jaringan listrik mereka. Tugas penyeimbangan beban menjadi jauh lebih menantang karena semakin meningkatnya sebagai akibat meningkatnya intermitensi pembangkit seperti turbin angin dan sel surya yang ditambahkan ke jaringan, memaksa produsen lain untuk menyesuaikan output mereka lebih sering dari pada yang diperlukan di masa lalu. g. Power System Automation Memungkinkan diagnosis yang cepat dan solusi yang tepat untuk gangguan atau pemadaman jaringan tertentu. Teknologi ini bergantung dan berkontribusi pada masing -masing dari empat bidang utama lainnya. Tiga kategori teknologi untuk metode kontrol lanjutan adalah agen cerdas terdistribusi sistem kontrol, alat analisis algoritme perangkat lunak dan komputer berkecepatan tinggi, dan aplikasi operasional SCADA, otomatisasi gardu induk, respons permintaan, dll. Teknologi Komunikasi pada Smart Grid Infrastruktur komunikasi sistem tenaga biasanya terdiri dari sistem SCADA Supervisory Control and Data Acquisitiondengan saluran komunikasi khusus ke dan dari Pusat Kontrol Sistem dan Jaringan Area Luas atau Wide Area Network WAN. Sistem SCADA terhubung ke semua fasilitas operasional sistem tenaga utama, yaitu stasiun pembangkit pusat, gardu induk jaringan transmisi dan gardu distribusi primer ke Pusat Pengendalian Sistem. WAN digunakan 14 untuk bisnis perusahaan dan operasi pasar. Ini membentuk jaringan komunikasi inti dari sistem tenaga tradisional. Namun di Smart Grid diharapkan kedua elemen infrastruktur komunikasi ini akan menyatu menjadi satu utilitas WAN. Perkembangan penting dari Smart Grid Gambar 1. adalah untuk memperluas komunikasi seluruh sistem distribusi dan untuk membangun komunikasi dua arah dengan pelanggan melalui Neighborhood Area Networks NAN yang mencakup wilayah yang dilayani oleh distribusi gardu induk. Gambar 5. Infrastruktur Komunikasi Smart Grid Pelanggan akan memiliki Home Area Networks HAN. Jaringan antarmuka Rumah dan Neighbourhood Area Networks akan melalui Smart Meter atau Smart InterfacingDevice. Berbagai sub-jaringan komunikasi yang akan membentuk Smart Grid menggunakan teknologi yang berbeda terlihat pada Tabel 1 dan tantangan utama adalah bagaimana mereka dapat diintegrasikan secara efektif. Untuk Smart Grid yang diilustrasikan pada Gambar 1, berlaku untuk LAN di sistem SCADA, NAN di sekitar jaringan distribusi dan HAN di konsumen. 15 Tabel 1. Teknologi yang digunakan pada Sub-Network Kontribusi Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan harapan dapat memberikan manfaat yaitu untuk menambah pengetahuan mengenai pemodelan Demand Side Management dalam rangka pengelolaan beban harian rumahan yang optimal, baik dari sisi konsumen maupun dari sisi utilitas. 16 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Regulasi DSM Dari Operasi Beban Domestik Demand Side Management adalah suatu metode yang dilakukan oleh suatu utilitas dalam merencanakan kebutuhan kapasitas listrik terpasang yang bisa di supply sesuai dengan kebutuhan konsumen melalui perencanaan forecasting berdasarkan data riil perkiraan peningkatan kebutuhan listrik secara efektif dalam jangka waktu tertentu. Tujuan DSM adalah untuk meningkatkan efisiensi biaya operasional serta meningkatkan kualitas pelayanan kepada konsumen. Regulasi atau kebijakan ini diimplementasikan untuk mampu mengontrol, melihat pengaruh serta mengurangi konsumsi pemakaian listrik sehingga mampu meningkatkan sistem pemanfaatan listrik secara keseluruhan melalui pemakaian yang efisien sesuaidengan kebutuhan konsumen. Metode ini sangat bermanfaat bagi Perusahaan pembangkit listrik karena sumber pembangkit listrik yang dihasilkan benar-benar sesuai dengan kebutuhan konsumen tidak over-supply. Dengan demikian total biaya produksi dapat dihemat. Ada beberapa regulasi yang diterapkan untuk DSM dari operasi beban domestik yang digunakan, diantaranya adalah a. Consumer Notices b. Key DSM timing parameters c. Classification of Household appliances d. Bonuses and penalties for costumer Consumer Notice DSM yang diusulkan didasarkan pada sistem notifikasi oleh pelanggan pada Perusahaan jaringan listrik dalam rencana penggunaan perangakat listrik tertentu. Berdasarkan pada solusi yang diusulkan, pelanggan atau konsumen yang ikut berpartisipasi dalam demand management system harus memberikan informasi 17 kepada perusahaan jaringan listrik tentang rencana switching-on beroperasi dan durasinya pada perangkat dari group II dan III, serta ketika beralih ke mode daya berlebih dari perangkat group I. Notifikasi Advanced Operational Group I, II Group III Tabel 2. Tipe Notifikasi Key DSM Timing Parameters Parameter dari DSM yang mengkarakteristikan batas waktu untuk memberi dan membatalkan notifikasi / pemberitahuan serta power cycling. Desain utama karakteristik dari parameter DSM seperti disebutkan pada tabel dibawah ini. ITEMS Example T1 Waktu maksimum untuk notifikasi advanced yang dikirim terhadap penggunaan perangkat pada group I, II 24 jam T2 Waktu minimum yang mengirim notifikasi advanced untuk menghindari penalti 1 jam T3 Waktu minimum untuk notifikasi advanced dengan penalti yang diambil 10 min T4 Waktu dimana notifikasi operasional untuk maksud penggunaan perangkat pada group III dikirim 10 min td2 Waktu dimana, setelah rencana dijadwalkan maka perangkat pada group I, II harus dinyalakan 20 min td3 Waktu dimana, setelah rencana dijadwalkan maka perangkat pada group III harus dinyalakan 5 min tc2 Waktu minimum sebelum rencana penjadwalan penggunaan perangkat, jika memungkinkan untuk membatalkan notifikasi advanced T2 tc3 Waktu dimana selama notifikasi dapat dibatalkan setelah dikirim 15 detik Tabel 3. DSM Utama dari Parameter Waktu 18 Klasifikasi Dari Perangkat Rumah Tangga Klasifikasi ini diusulkan untuk mengkategorikan perangkat listrik rumah tangga menurut fleksibilitasnya kedalam 4 group a. Group I – beban listrik, dalam mode normal, sebagian dikendalikan oleh central management system CMS. Seperti pada perangkat listrik AC dan water heater. b. Group II – Low Priority – beban listrik berdaya tinggi, yaitu umumnya pada perangkat portabel tanpa mengganggu kenyamanan pengguna yang berarti. Beban itu seperti pada perangkat mesin cuci, mesin pengering, pencuci piring dan setrika uap. c. Group III – Beban listrik berdaya tinggi dengan high pritority. Dalam group ini peralatan listrik yang termasuk seperti pada kompor listrik, ketel listrik, dan beberapa peralatan dapur lainnya yang membutuhkan daya tinggi. d. Group IV – Beban listrik berdaya rendah dengan high priority. Dalam group ini peralatan listrik yang termasuk seperti lampu, perangkat komputer, TV dan peralatan multimedia lainnya. Klasifikasi dari peralatan listrik rumah dapat ditunjukkan pada tabel dibawah ini. I II III IV Kontrol-Parsial CMS Low Priority High Priority Konsumsi Power 700 W atau lebih Konsumsi Power kurang dari 700 W 1Pemanas Air Listrik Mesin Cuci Kompor Listrik Lampu 2AC Mesin Pengering Ketel Listrik Komputer 3 Mesin Cuci Piring Lainnya TV 4 Setrika Uap Lainnya 5 Penghisap Debu Tabel 4. Usulan Klasifikasi Dari Peralatan Rumah Tangga 19 a. Group I Untuk memaksimalkan efek dari Demand Side Management, sebagian pemanas air listrik harus dikendalikan oleh CMS, meskipun ini bukan kondisi yang sangat diperlukan. Dalam hal ini, CMS akan dapat mengeluarkan perintah lebih awal untuk menyalakan perangkat jika terjadi kelebihan listrik dari sumber energi terbarukan. Untuk menentukan waktu yang diperbolehkan dalam peralihan lanjutan dimana meskipun akan kehilangan panas, efek ekonominya akan tercapai, pengguna harus memasukkan informasi perangkat kedalam informasi sistem data pada CMS. Untuk melakukan ini, peralatan pengisi pemanas air yang terhubung ke sistem pemasok air dinyalakan untuk memanaskan air ke suhu maksimum, setelah itu pengguna mengatur suhu minimum air sesuai dengan instruksi perangkat dan kemudian menetapkan waktu hingga pemanas dinyalakan kembali tanpa adanya aliran panas. Data dari kapasitas tangki dimasukan kedalam informasi sistem data pada saat pengguna terhubung ke sistem DSM atau pemanas air yang baru dipasang Suhu maksimum Tmax dan suhu minimum Tmin, sesuai dengan instruksi dan waktu pendinginan air dalam tangki suhu dari Tmax ke suhu Tmin. Dalam mode rutin, konsumen menetapkan rentang waktu selama pemanas air water heater harus mempertahankan suhu air t1 di tangki penyimpanan. Dengan notifikasi advanced dari konsumen ke CMS, pemanas air memanaskan air hingga suhu t2 pada waktu tertentu. Perlu dicatat bahwa pemanas air ini atas permintaan pengguna dan dapat dihapus dari mode kontrol parsial di CMS. Dalam hal ini, selama menerapkan skema yang lebih sederhana tanpa kontrol parsial untuk pemanas air, maka perangkat pemanas air ini akan dikelompokan kedalam group III. Group I juga mencakup peralatan AC dan peralatan lainnya dengan siklus operasi yang interruptible bisa diinterupsi. 20 b. Group II Untuk waktu tertentu, misalnya, 24 jam sebelum rencana penggunaan perangkat milik group II, pengguna mendapat kesempatan untuk memberi tahu perusahaan jaringan listrik tentang niat dan rencana untuk menyalakan perangkat dan perkiraan durasi penggunaannya. Kurang dari 1 jam sebelum waktu yang ditentukan, pengguna mungkin diminta untuk tidak menggunakan perangkat pada waktu yang dipilih, penawaran ini dapat "diterima" atau "ditolak" dalam sistem informasi atau diabaikan. Untuk memaksimalkan efek atau dampak dari DSM kedepannya, dengan luasnya perkembangan Internet of Things IoT, dimungkinkan untuk mengklasifikasikan beberapa perangkat - mesin cuci, mesin pengering, dan pencuci piring menjadi group I, yaitu perangkat yang sebagian dikendalikan oleh CMS. Dalam hal ini, CMS akan dapat mengeluarkan perintah untuk menghidupkan perangkat menggunakan daya dari Renewable Energy System RES yang berlebih. Pada tahap ini, kita akan mengasumsikan penggunaan peralatan rumah tangga yang saat ini tersedia secara komersial. Bagian dari perangkat pada group II, akan lebih mudah untuk memulai / menggunakan perangkat tersebut dengan penundaan waktu. Dalam hal ini, tidak ada sanksi yang dikenakan karena mengabaikan usulan CMS juga karena menolaknya untuk mengalihkan beban ke konsumen. Menurut algoritma yang diusulkan, pengembang/pengguna harus menentukan waktu minimum untuk mengirim notifikasi advanced, misalnya 1 jam. Dalam kasus di mana notifikasi advanced dikirim kepada group II lebih lambat dari waktu minimum, maka pengguna dikenakan denda. Denda tersebut dihitung berdasarkan jumlah listrik yang dibutuhkan, adanya kelebihan pembangkit energi terbarukan dan waktu peringatan. 21 Pengguna dikenakan hukuman karena kewajiban untuk menyalakan perangkat listriknya. Dalam kondisi notifikasi advanced, pengguna diberikan waktu tertentu, misalnya 15 menit setelah waktu yang ditentukan untuk mengaktifkan perangkat. c. Group III Sebelum menyalakan peralatan listrik yang dipunya pada group III, pengguna melalui sistem data informasi melakukan dan membawa notifikasi operasional kepada perusahaan jaringan listrik. Setelah pemrosesan informasi, pengguna mungkin diminta untuk menolak menggunakan perangkat pada waktu yang dipilih, penawaran ini harus "diterima" atau "ditolak" dalam sistem informasi. Setelah "menerima" tawaran penolakan tersebut maka pengguna akan diblokir dari kemungkinan notifikasi operasional terhadap permintaan untuk mengaktifkan perangkat listrik untuk sementara waktu. Jika cadangan daya yang diperlukan terjadi selama pemblokiran pengiriman notifikasi operasional, central management center dapat memberi tahu pengguna melalui sistem informasi tentang kemungkinan untuk menyalakan perangkat. Konsumen dapat membatalkan tawaran CMS untuk menolak menggunakan perangkat yang ada. Untuk penolakan penawaran tersebut, tidak ada sanksi yang dikenakan kepada konsumen. Pengguna tidak boleh mengabaikan tawaran CMS untuk transfer penggunaan perangkat, karena hukuman akan dikenakan pada konsumen. Saat menyalakan perangkat pada grup III tanpa adanya pemberitahuan maka pengguna akan dikenai sanksi. Jika kewajiban untuk menghidupkan perangkat tidak terpenuhi, maka pengguna juga akan dikenakan sanksi. Setelah notifikasi operasional, pengguna diberikan waktu tertentu setelah waktu yang ditentukan olehnya untuk menghidupkan perangkat. 22 d. Group IV Pengguna tidak perlu memperingatkan dan memberitahukan kepada perusahaan jaringan listrik tentang rencana penggunaan perangkat listrik pada group IV, seperti pada perangkat penerangan, computer, peralatan kantor, televisi dan peralatan lain yang dayanya tidak melebihi nilai yang ditentukan oleh pengembang sistem misalnya, 700 W. Bonus dan Penalti Untuk Konsumen Fungsi dari Demand Management System didasarkan pada prinsip-prinsip motivasi ekonomis bagi pengguna. Tabel 5 dan 6 di bawah ini memberikan informasi tentang jenis bonus dan penalti untuk pelaksanaan insentif ekonomi. Bonus Type Tipe Notifikasi Group Appliances Advanced I, II Operasional III A Menyalakan perangkat tepat waktu sebelum periode td2 berakhir Menyalakan perangkat tepat waktu sebelum periode td3 berakhir B Penerimaan usulan oleh CMS untuk menolak penggunaan perangkat Penerimaan usulan oleh CMS untuk menolak penggunaan perangkat C Partisipasi dalam program sistem kontrol parsial oleh perangkat pada Group I hanya untuk kelompok I Tabel 5. Tipe dari Bonus untuk Konsumen Penalty Type Tipe Notifikasi Group Appliances Advanced I, II Operasional III A Membatalkan notifikasi kurang dari waktu tc2 Membatalkan notifikasi lebih lambat dari waktu tc3 setelah dikirim 23 B Menghidupkan perangkat tanpa pemberitahuan atau waktu yang dijadwalkan sebelumnya Menghidupkan perangkat tanpa pemberitahuan atau waktu yang dijadwalkan sebelumnya C Perangkat tidak menyala selama periode td2 setelah waktu yang dijadwalkan Perangkat tidak menyala selama periode td2 setelah waktu yang dijadwalkan D Notifikasi yang terlambat Tabel 6. Tipe Penalti untuk Konsumen Prinsip Operasional Dalam Sistem Algoritma atau flowchart operasi DSM yang diusulkan dari peralatan listrik rumah tangga pada group III ditunjukkan seperti dibawah ini. Gambar 6. Algoritma DSM Untuk Group III Terhadap Peralatan Listrik Rumah Tangga 24 Algoritma operasi DSM dari group II pada perangkat listrik rumah tangga memiliki sedikit perbedaan. Misalnya dalam hal pembatalan notifikasi untuk grup III diperbolehkan paling lambat tc setelah pengiriman. Untuk group II, diperbolehkan selambatnya dalam waktu tertentu sebelum menggunakan perangkat. 25 BAB IV HASIL DAN ANALISA ANALISA TEKNIS Berikut adalah grafik beban kepemilikan rumah rata-rata Indonesia tanpa adanya interupsi siklus beban yang disajikan, yaitu perangkat yang dirujuk dalam pekerjaan ini ke kelompok I dan IV. Gambar 7. Kurva beban peralatan elektronik rumah tangga tanpa Grup I dan Grup IV. Tabel 7. Penjelasan Definisi gambar 7. NO. KETERANGAN DIAGRAM SINGKATAN TIPE PERANGKAT 1 OS Kompor Listrik 2 TD Mesin Pengering 3 WM Mesin Cuci 4 CP Rice Cooker 5 DW Dispenser 6 RF Kulkas 7 FR AC 26 Selanjutnya, pertimbangkan kompleks listrik otonom yang terdiri dari 100 rumah tangga seperti itu, serta peralatan pembangkit berupa photovoltaic station PVS atau PLTS dengan kapasitas terpasang 200 kW dan PLTD. Grafik beban 100 rumah tangga tipikal ditunjukkan pada Gambar 8, yang juga menunjukkan grafik produksi PLTS pada hari musim panas yang cerah. ANALISA EKONOMI Gambar 8. Kurva beban 100 rumah tangga biasa tidak semua kelompok perangkat ditampilkan dan and pola pembangkitan PLTS dengan kapasitas terpasang 200 kW tidak termasuk DSM. Kami melakukan transfer sebagian beban malam ke rentang waktu di mana ada kelebihan kekuatan PLTS. Sesuai dengan algoritma yang diusulkan, pergeseran penggunaan perangkat ke periode sebelumnya diperbolehkan untuk peralatan yang ditugaskan ke grup I, yang tidak dipertimbangkan dalam contoh ini. Jadi, seluruh beban dipindahkan hanya dalam satu arah – ke periode berikutnya. Pada gambar 8 menunjukkan pola diagram pemakaian peralatan rumah tangga pada jam sibuk, pola kurva beban pada ujung yang ditunjukkan oleh pemakaian energi PLTS yang bergaris hijau terdapat space atau ruang kosong antara pukul 11 sampai pukul 15 siang space itu menunjukkan pemakaian peralatan tanpa DSM sedangkan pada gambar 9 menunjukkan kurva beban dengan menggunakan DSM. Kurva beban akhir ditunjukkan pada Gambar 9. 27 Gambar 9. Kurva beban 100 rumah tangga biasa tidak semua kelompok perangkat ditampilkan dan and pola pembangkitan PLTS dengan kapasitas terpasang 200 kW termasuk DSM. Akibatnya, jumlah listrik yang harus dihasilkan oleh PLTD berkurang 102,2 kWh. Mengingat konsumsi solar spesifik sebesar 250 L/kWh, yang merupakan tipikal untuk unit PLTD baru yang efisien, transfer beban dalam contoh ini akan menghemat 25,55 kg bahan bakar. Mengambil biaya bahan bakar diesel termasuk biaya transportasi Rp yang berdampak secara keekonomian sehingga diperoleh efisiensi dari Load Shifting sekitar Rp Tabel 8 menunjukkan data tentang jumlah siklus yang digeser, serta contoh kemungkinan ukuran bonus bagi konsumen. Akibatnya, sekitar Rp dapat ditransfer ke konsumen, sedangkan sisanya Rp diterima oleh perusahaan jaringan listrik. Device type Pergeseran siklus Bonus A Bonus B Jumlah dalam contoh WM 74 Rp Rp Rp DW 47 Rp Rp Rp OS 8 Rp Rp Rp Rp Tabel 8. Jumlah pergeseran siklus pengoperasian perangkat dan bonus kepada konsumen. Perlu dicatat bahwa konsumsi bahan bakar diesel untuk bagian utama generator diesel secara signifikan melebihi nilai yang diterima. Jadi, konsumsi bahan bakar 28 spesifik rata-rata di Indonesia yang mengoperasikan jumlah PLTD terbesar di antara wilayah negara Indonesia, adalah 400 L/kWh. Dalam hal ini, efek ekonomi dari pengurangan konsumsi bahan bakar meningkat sebesar 60%. Potensi DSM dapat diperluas dengan integrasi sistem pada penyimpanan energi. Keuntungan lain yang diperoleh selama transfer beban mengurangi pengoperasian mesin PLTD pada jam-jam sibuk sehingga life time PLTD bisa lebih lama dan selain menghemat konsumsi bahan bakar juga dapat mengurangi cost pemeliharaan rutin. ANALISA LINGKUNGAN Perhitungan berdasarkan spesifik emisi PLTD menunjukkan bahwa dengan mengurangi produksi karbon dengan nilai yang ditunjukkan, pelepasan 0,719 kg/kWh karbon dan nitrogen oksida, hidrokarbon, jelaga, sulfur dioksida dan polutan lainnya ke dalam atmosfer akan dicegah. Pada contoh study case di salah satu wilayah di Indonesia kondisi optimum kontribusi PLTS sebesar 63% dan PLTD 37% dengan nilai bersih sekarang sebesar Rp , biaya pembangkitan listrik sebesar Rp konsumsi BBM pertahun liter, emisi CO2 yang dihasilkan sistem sebesar kg/tahun atau berkurang sebesar 83,355 kg/kWh dari kondisi awal dan kelebihan energi listrik selama setahun sebesar kWh. Bila diasumsikan dalam sehari mendapatkan 5 jam kualitas sinar matahari yang baik kondisi cuaca cerah, maka dalam sehari diperoleh energi listrik sebagai berikut Produk listrik 200kWp x 80 % x 5 jam = 800 kWh/hari 1 bulan 800 kWh x 30 hari = kWh/bulan Sehingga dengan adanya PLTS ini dapat menurunkan emisi CO2 sebesar kWh x 0,719 Kg/kWh = Kg/kWh CO2 Atau setara 17,2 Ton CO2 per bulan. 29 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN KESIMPULAN a Dalam penerapan DSM khususnya di negara-negara Eropa saat ini telah menggunakan software maupun aplikasi pendukung untuk mengendalikan peralatan elektronik rumah tangga secara otomatis. Dalam pembahasan paper ini penulis mensimulasikan penerapan DSM dengan bantuan aplikasi CMS Central Management System. b Dalam makalah ini, klasifikasi peralatan listrik rumah tangga dengan perangkat prioritas tinggi di tempatkan dalam kategori terpisah terutama peralatan dapur yang sering disebut sebagai beban non-shiftable, dapat berpartisipasi dalam program ini. Maka itulah perlu dikembangkan Algoritma untuk interaksi sistem kontrol manajemen sisi permintaan dan pengguna c Dalam contoh yang dipertimbangkan dengan 100 rumah tangga biasa, serta dengan PLTS dengan daya terpasang 200 kW dan PLTD, dengan prinsip mentransfer sebagian dari beban konsumen. Sebagai hasil dari transfer ini diantaranya adalah efek ekonomi, peningkatan masa pakai unit generator diesel PLTD dan penurunan emisi karbon. d Dari hasil penelitian dengan menggunakan Algoritma DSM ini menunjukkan bahwa beberapa jenis peralatan dapat mencapai efek ekonomi yang signifikan, meningkatkan masa pakai peralatan dan mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan. SARAN Arah lebih lanjut untuk pekerjan ini yaitu pengembangan dari suatu sistem kendali Demand Side Management, berbasis metode pembelajaran otomatisasi yang memprediksi forecastingkonsumsi penggunaan daya dan menghasilkan prediksi jadwal produksi daya dan beban. 30 DAFTAR PUSTAKA Aripriharta, Budi Rahardjo. “Analisis besar potensi penghematan energi pada kasus kelistrikan rumah tangga yang menerapkan system manajemen energi model on-demand.”, TEKNO, vol9, Februari 2008, ISSN 1693-8739. Sulaima, Othman, “ETOU electricity tariff for manufacturing load shifting strategy using ACO algorithm”, Bulletin of Electrical Engineering and Informatics. Vol. 8, March 2019, ISSN 2301-9285. Olatunji Obalowu Mohammed, Mohd Wazir Mustafa, Daw Saleh Sasi Mohammed, Sani Salisu, Nabila Ahmad Rufa’i. “A systematic approach to evaluating the influence of demand side management resources on the interarea capacity benefit margin.”, Bulletin of Electrical Engineering and Informatics. Vol. 8, December 2019, ISSN 2302-9285. Preeti Gupta, Yajvender Pal Verma, Deepak Kumar. “Optimizing load variations using demand side management in the presence of SPV generation”, ICIIIE 2020, IOP Conf. Series Material Science and Engineering. IOP Publishing. Lavrik, “Energy demand side management in stand alone power supply system with renewable energy sources”, IPDME 2020, Journal of Physics Conference Series. IOP Publishing. Lipina S. A., Bocharova L. K., Belyaevskaya-Plotnik L. A. 2018. Anlysis of government support tools for mining companies in the Russian Arctic zone Journal of Mining Institute 230 217-222 DOI Gan Shek Mueller 2016. Optimised operation of an off-grid hybrid wind-diesel-battery system using genetic algorithm. Energy Conversion and Management 126 446-462. Ilinova Dmitrieva 2018. The Mechanism of innovative development of the Russian Arctic zone International Journal of Mechanical Engineer and Technology 99 1439-1451 ISSN09766340. 31 Kirsanova Lenkovets Nikulina 2018. Renewable Energy Sources RES as a factor determining the social and economic development of the arctic zone of the Russian Federation International Multidisciplinary Scientific GeoConference Surveying Geology and Mining Ecology Management SGEM 18 679-689 DOI ResearchGate has not been able to resolve any citations for this article presents the demand side management for electricity consumption in the conditions of autonomous power supply systems with several sources of generation-traditional and renewable energy sources. The paper gives a classification of household electrical appliances in accordance with this, even devices with a high priority, which are often referred to as non-shiftable load, can participate in the program. An algorithm for the interaction of the demand side management control system and the user is proposed. It is shown that with the participation in the demand management program even some types of equipment can achieve a significant economic effect, increase the service life of the equipment and reduce the negative impact on the environmentDemand Side Management DSM is a new concept that provides a viable and more efficient option to alter the net electricity consumption pattern without bringing much discomfort to the consumers. With the development of control and information technology, residential community provides a new potential demand side management entity to the distribution utilities to optimize their load profile. In this paper, the opportunities associated with Solar Photo Voltaic SPV integrated distribution utilities residential consumer DSM to minimize the gap between the targeted and actual load profile are investigated. A load deferral DSM model to shift the operation of not so critical residential appliances along with the optimal energy dispatch model from the residential consumer side battery energy storage BES is presented. A centrally controlled DSM strategy to optimize the operating time of deferrable devices and BES bidirectional power flow has been proposed. The DSM results considering different scenarios with and without BES and load deferral are compared with the original case of without DSM. It has been observed that the DSM strategy in the presence of SPVs and battery storage can substantially reduce the overall variance of the actual load curve from the predicted load paper presents load shifting strategy for cost reduction on manufacturing electricity demand side, by which a real test load profile had been used to prove the concept. Superior bio-inspired algorithm, Ant Colony Optimization ACO had been implemented to optimize the upright load profile of load shifting strategy in the Malaysia Enhance Time of Use ETOU tariff condition. Subsequently, significant simulation results of operation profit gain through 24 hours electricity consumption had been analyzed properly. The proposed method had shown reduction of approximately 6% of the electricity cost at peak and mid peak zones, when 20%, 40%, 60%, 80% and 100% load shifting weightages were applied to the identified 10% controlled loads consequently. It is hoped that the finding of this study can help poise the manufacturers to switch to ETOU tariff as well as support the national Demand Side Management DSM is one of the most important players in the Arctic zone with significant economic, security, and political interests in the region. Russia's economic interests in the Arctic generally are based on two things-natural resources and maritime transport. This paper is focused on natural resources and an innovative approach to its usage, and on innovation infrastructure to promote the innovative development of the Russian Arctic. In the article, the strategic importance of the Russian Arctic Zone as a wealth of petroleum and mineral resources is determined. Main challenges of the Arctic development and existent infrastructure as the basis for the innovative development of the Arctic were identified. The main approaches to the development of innovation infrastructure in the Arctic zone of Russia are negative factors preventing the innovative development of the Arctic region are identified. It is determined that to prevent the negative factors it is necessary to focus on creating a powerful infrastructure complex in the region, which will provide economic, innovative and social effects. An approach to the realization of innovative strategy of the Arctic mineral resources complex is suggested and mechanism of the Russian Arctic zone innovative development is elaborated. The conclusions related to the innovative development of the Russian Arctic are made on the basis of the conducted research. Aripriharta AriprihartaBudi RahardjoThe electrical system, a residential buildings may not optimized their management of energy demand. On-demand model give the solution, in that case. On-demand model is a kind of demand side management for increase the eficiency and reduce cost of electrical energy demand with more sophiticated in served. This paper presented that from the eksperimen of on-demand model has a significan role in two kind of residential tariff in Indonesia, there were R-450 VA and R-900 VA. Key word on-demand, electrical energy, energi saving. Pada kasus sistem kelistrikan rumah tangga, teknik demand-side management DSM untuk penghematan energi elektrik masih belum optimal. Model on-demand menawarkan solusi untuk optimalisasi penghematan energi dengan mengadopsi teknologi automation untuk pengendalian sistem kelistrikan rumah tangga. Untuk pemakaian peralatan listrik pada semua kelompok uji diperoleh data bahwa pemakaian energi listrik termasuk dalam kategori boros tidak hemat, artinya telah terjadi pemakaian energi listrik berlebihan akibat pola konsumsi energi listrik yang kurang baik dan ketidak tepatan dalam pemilihan peralatan listrik yang digunakan. Besar energi listrik yang dipakai setiap bulan oleh pelanggan rumah tangga yang belum menerapkan model on-demand untuk kategori R-450 VA dan kategori R-900 VA pada pengujian terbatas terbilang boros karena melebihi level yang dianjurkan. Besar potensi energi listrik yang dapat dihemat oleh pelanggan rumah tangga yang menerapkan model on-demand untuk kategori R-450 VA dan R-900 VA berada pada level yang signifikan. Besar penghematan biaya beban energi listrik rata-rata perbulan yang dapat dicapai dengan implementasi model on-demand pada manajemen energi listrik di rumah tangga untuk R-450 VA dan R-900 VA mencapai harga yang cukup signifikan. Kata kunci energi listrik, model on-demand, DSM, hemat energi. Latar Belakang Masalah Indonesia telah kehilangan Rp 11,65 trilyun pada tahun 2000, karena 200 juta penduduk Indonesia tidak melakukan penghematan energi. Padahal pada tahun tersebut, ada potensi penghematan sebesar 11,13% dari total konsumsi energi. Menurut Agenda 21 Indonesia, sektor energi dan sektor rumah tangga memiliki peluang penghematan hingga 10-30% dari kebutuhan yang ada saat ini, sedangkan sektor industri dan transportasi memberikan kontribusi penghematan yang lebih besar lagi, yaitu 24-30%. Hal ini tergantung metode penghematan energi yang diterapkan. Elyza, R., 20041. Menurut Coggan, A. D., 2006 metode penghematan energi merupakan bagian dari sistem manajemen dan konservasi energi yang merupakan implementasi dari teknologi energy management system EMS. Khusus untuk energi listrik, industri automation telah mengembangkan model on-demand sebagai metode manajemen energi listrik Setiap sistem 1Available transfer capability is an index to measure the security and economic viability of an interconnected system. However, to accurately determine this index, other associated parameters need to be accurately evaluated. One of these parameters is the capacity benefit margin CBM. For efficient power generation reliability and sustainability, a certain amount of supply capacity is commonly reserved by utilities, which in most cases remain unused, to reduce the effect of generation outage. To minimize this unused reserve, utilities usually reserve a predetermined amount of tie-line capacity between interconnected areas to have access to external supply. This tie-line reserved for this purpose is termed as capacity benefit margin CBM. In this paper a technique for computing CBM is used, the sensitivity of CBM support from other areas to the increase in load in one of the areas is investigated, and conclusively, demand side management is proposed to improve the quantification of CBM. The contribution of this work is the assessment of the CBMs support from other areas during a critical condition, using the flexibility of DSM technique. The modified 24-bus IEEE reliability test system is employed for the verification of the an off-grid hybrid wind-diesel-battery system, the diesel generator is often not utilised efficiently, therefore compromising its lifetime. In particular, the general rule of thumb of running the diesel generator at more than 40% of its rated capacity is often unmet. This is due to the variation in power demand and wind speed which needs to be supplied by the diesel generator. In addition, the frequent start-stop of the diesel generator leads to additional mechanical wear and fuel wastage. This research paper proposes a novel control algorithm which optimises the operation of a diesel generator, using genetic algorithm. With a given day-ahead forecast of local renewable energy resource and load demand, it is possible to optimise the operation of a diesel generator, subjected to other pre-defined constraints. Thus, the utilisation of the renewable energy sources to supply electricity can be maximised. Usually, the optimisation studies of a hybrid system are being conducted through simple analytical modelling, coupled with a selected optimisation algorithm to seek the optimised solution. The obtained solution is not verified using a more realistic system model, for instance the physical modelling approach. This often led to the question of the applicability of such optimised operation being used in reality. In order to take a step further, model-based design using Simulink is employed in this research to perform a comparison through a physical modelling approach. The Simulink model has the capability to incorporate the electrical and mechanical Simscape physical characteristics into the simulation, which are often neglected by other authors when performing such study. Therefore, hybrid system simulation models are built according to the system proposed in the work. Finally, sensitivity analyses are performed as a mean of testing the designed hybrid system’s robustness against wind and load forecast of government support tools for mining companies in the Russian Arctic zoneS A LipinaL K BocharovaL Belyaevskaya-PlotnikLipina S. A., Bocharova L. K., Belyaevskaya-Plotnik L. A. 2018. Anlysis of government support tools for mining companies in the Russian Arctic zone Journal of Mining Institute 230 217-222 DOI
yang disebut sebagai sisi demand